Nilai-Nilai Moral Terkandung dalam Tradisi Arakan Sahur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Abstract
The people of Kuala Tungkal are characterized by this culture in their own unique way. The Arakan Sahur tradition is one that originates from Kuala Tungkal. In this tradition, members of the public play Malay musical instruments such as drums, kulintang, tambourines and bells to prepare food for the procession, which have been passed down from generation to generation. Today, this tradition is part of the annual calendar of West Tanjung Jabung Regency. As a result, researchers are interested in lifting this tradition to investigate its moral principles. An emic approach to qualitative research is used in this study. The findings of this study indicate that the Arakan Sahur tradition which has existed since the time of our ancestors and is still practiced today contains moral principles. Religious Values, Social Values, Cultural Values, Educational Values, and Cultural Values are the four moral values. This tradition must be protected and strengthened by continuing to carry out the Sahur Arakan tradition consistently during the holy month of Ramadan as a sign of Kuala Tungkal City residents and a form of appreciation for being given the opportunity to feel the atmosphere of Kuala Tungkal City. this fasting month.
Masyarakat Kuala Tungkal dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik. Tradisi Sahur Arakan adalah salah satu yang berasal dari Kuala Tungkal. Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintang, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun. Hari ini, tradisi ini menjadi bagian dari kalender tahunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Akibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki prinsip-prinsip moralnya. Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Sahur Arakan yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipraktikkan hingga saat ini mengandung prinsip-prinsip moral. Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat nilai moral. Tradisi ini harus dilindungi dan dikukuhkan dengan terus melaksanakan tradisi Sahur Arakan secara konsisten selama bulan suci Ramadhan sebagai tanda warga Kota Kuala Tungkal dan bentuk penghargaan karena masih diberi kesempatan untuk merasakan suasana Kota Kuala Tungkal. bulan puasa ini.
Downloads
References
AG, M. (2001). Islam dalam Bingkai Budaya Lokal Potret dari Cirebon. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 50.
Ahoir, Y. (2017). Tradisi Nyelang Dalam Prosesi Acara Adat Pernikahan di Desa Rantau Panjang Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun [Skripsi, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi]. UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, 2.
Bagus, L. (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 67.
Bahri, S. (2012). Modernisasi Pendidikan Islam di Tanah Tungkal. Kuala Tungkal: Perguruan Hidayatul Islamiyah (PHI), 46.
Hariati, W., Fiadi, A., & Gunawan, H. (2021). Tradisi Arak-Arakan Sahur di Kuala Tungkal
Jannah, S. (2023). Nilai moral dalam tradisi Asapoan sebagai potret kerukunan masyarakat. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 7(1), 103-112.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi (Doctoral dissertation, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi).
Koentjaraningrat. (2011). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, 144.
Liliweri, A. (2009). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 50.
Martono, N. (2016). Sosiologi Perubahan Sosial Perspektif Klasik, Modern, Posmodern, dan Poskolonial. Jakarta: Rajawali Pers, 190.
Misdawati, U. (2018). Tradisi "Pengantin Sahur" di Desa Pulau Palas Kecamatan
Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir. 5(1), 5.
Ramayani, S. (2017). Perjuangan KH. Muhammad Daud Arif di Kuala Tungkal dalam
Perang Kemerdekaan 1945-1949. [Skripsi, Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi]. Universitas Jambi, 3.
Rendra, W. S. (1983). Mempertimbangkan Tradisi: Kumpulan Karangan. Jakarta: PT Gramedia, 3.
Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 301.
Soelaeman, M. M. (2007). Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama, 60.
Syam, N. (2009). Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LKiS Printing Cemerlang, 70.
Tias, S. A., Ayu, V.K., & Yunanda, W. W. (2022). Implementasi Nilai Gotong Royong
dalam Upaya Meningkatkan Rasa Nasionalisme di Industri Pertahanan, 6(1), 1246.
Tylor, E. B. 1920. Primitive Culture: Researches into the development of mythology, philosophy, religion, art and custom Edition 6. London: John Murray. https://archive.org/details/primitiveculture01tylouoft/page/n4/mode/1up?ref=ol&view=theater
Wangge, V. (2021). Nilai-Nilai Moral Tradisional Masyarakat Lio Selatan dalam Ragam
Budaya Tenun Ikat (Studi Kasus pada Masyarakat Mbuli Kabupaten Ende). Jurnal Konsepsi. (10)2, 145.
Copyright (c) 2023 Ahmad Hariandi, Chika Orsalia Yovita Sari, Denisya Zahara, Hasta Purwindah Hapsari, Lailatul Badriatul Mubarokah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
Copyright © 2019. Published by STTIK Kupang - Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH). All Right Reserved.